Sunday 31 May 2020

Catatan Little Huddin, Berdasarkan Kitab Muwatta Malik (1).

Catatan Little Huddin, Berdasarkan Kitab Muwatta Malik (1).

1@ Mughirah bin Syu'bah mengakhirkan shalat ketika berada di Kufah, sehingga
Ibnu Mas'ud menemuinya dan menegurnya, " Apa maksudmu, hai Mughirah ?
Bukankah kamu tahu, Jibril telah turun kemudian shalat dan Rasulullah
shallallahu 'alaihi wasallam ikut shalat, kemudian dia shalat dan Rasulullah
shallallahu 'alaihi wasallam ikut shalat, kemudian dia shalat dan Rasulullah
shallallahu 'alaihi wasallam ikut shalat juga, kemudian dia shalat dan
Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam ikut shalat. Lalu Jibril berkata,
" Seperti ini aku diperintahkan,"

2@ Seorang laki-laki datang kepada Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam
lalu bertanya tentang waktu shalat subuh. ('Atho` bin Yasar) berkata, " Lalu
Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam diam, hingga esok harinya beliau
shalat subuh ketika terbit fajar, besoknya beliau shalat ketika langit telah
menguning. Lalu (Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam) bertanya, " Dimana
laki-laki yang bertanya kepadaku tentang waktu shalat subuh ?" (Laki-laki
itu) menjawab, " Saya, Wahai Rasulullah, " Maka beliau bersabda, " Waktu
shalat subuh diantara dua waktu ini."

3@ Dari Abu Hurairah, Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda,
" Barangsiapa mendapatkan satu raka'at shalat subuh sebelum matahari terbit,
dia telah mendapatkan shalat subuh. Barangsiapa mendapatkan satu raka'at
shalat Ashar sebelum matahari terbenam maka dia telah mendapatkan shalat
ashar."

4@ Umar bin Al Khatthab pernah menulis surat kepada para pegawainya,
" Menurutku yang paling penting dari urusan kalian adalah shalat.
Barangsiapa yang menjaganya dan memeliharanya maka dia telah menjaga
agamanya. Barangsiapa menyia-nyiakannya, maka amalan yang lainnya akan lebih
terabaikan," Lalu dia menulis, " Hendaklah kalian shalat zhuhur ketika
bayangan kalian sehasta hingga bayangan kalian seukuran persis dengan tubuh
kalian. Hendaklah kalian shalat ashar ketika matahari masih tinggi dan putih
jernih dengan ukuran perjalanan berkendara sekitar dua atau tiga farsakh
sebelum matahari terbenam. Laksanakanlah shalat maghrib ketika terbenamnya
matahari, dan isya` ketika syafaq (mega merah di langit setelah terbenamnya
matahari) telah hilang hingga sepertiga malam. Barangsiapa yang tidur, maka
tidak terlelap matanya, barangsiapa yang tidur, tidak terlelap matanya. Dan
laksanakanlah shalat subuh ketika bintang-bintang terlihat saling bercampur."

5@ Abdullah bin Rafi', mantan budak Ummu Salamah (istri Nabi shallallahu
'alaihi wasallam), dia bertanya kepada Abu Hurairah tentang waktu shalat.
Maka Abu Hurairah berkata, " Saya akan menjelaskannya kepadamu, (yaitu)
laksanakanlah shalat zhuhur ketika bayanganmu persis seperti tinggimu, dan
shalat ashar ketika bayanganmu menjadi dua kali lipat lebih panjang, shalat
maghrib ketika matahari terbenam dan Isya` diantara kamu shalat dengan
sepertiga malam. Dan laksanakanlah shalat subuh di akhir malam masih suasana
gelap.

6@ Dari Sa'id bin Musayyab, ketika Rasulullah shallallahu
'alaihi wasallam menaklukan Khaibar, beliau berjalan hingga
akhir malam, lalu berhenti istirahat, kemudian berkata kepada
Bilal, " Jagalah subuh untuk dapat membangunkan kami", lalu
Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam dan para sahabatnya
tidur, sedang Bilal berjaga-jaga dengan dikuat-kuatkan, ketika
menjelang fajar dia menyandarkan diri ke kendaraannya, dan
akhirnya dia pun terlelap tidur. Rasulullah shallallahu 'alaihi
wasallam, Bilal dan para sahabat lainnya tidak ada yang bangun
hingga matahari membangunkan mereka, Rasulullah shallallahu
'alaihi wasallam terkejut, dan Bilal berkata kepadanya, " Wahai
Rasulullah, telah terjadi sesuatu padaku sebagaimana yang
terjadi pada diri anda, " Lalu Rasulullah shallallahu 'alaihi
wasallam bersabda, " Tuntunlah tunggangan kalian", maka mereka
bangkit dan menuntun tunggangan mereka beberapa saat, kemudian
Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam menyuruh Bilal untuk
mengumandangkan iqamah, dan Rasulullah shallallahu 'alaihi
wasallam shalat subuh bersama mereka, ketika selesai shalat
beliau bersabda, " Barangsiapa yang lupa shalat, maka shalatlah
ketika dia mengingatnya. Karena Allah Ta'ala berfirman dalam
kitabNya, " Tegakkanlah shalat untuk mengingatKu."

7@ Dari Abu Hurairah, Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam
bersabda, " Jika panas telah menyengat, maka tunggulah shalat
hingga teduh, karena terik panas yang menyengat itu berasal dari
hembusan Jahannam," dan beliau menuturkan, " Bahwa neraka
mengadu kepada RabbNya, lalu Allah mengizinkannya dalam setiap
tahun dengan dua nafas, satu nafas di musim dingin dan satu
nafas di musim panas."

8@ Abdullah Zaid bin Ashim dan dia adalah kakek 'Amru bin Yahya
Al Mazini, salah seorang sahabat Rasulullah shallallahu 'alaihi
wasallam, " Apakah kamu bisa memperlihatkan kepadaku, bagaimana
Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam berwudlu ?" Abdullah bin
Zaid bin 'Ashim berkata, " Ya." Maka dia meminta air wudlu, lalu
menuangkannya di atas tangannya, dan mencuci kedua tangannya dua
kali dua kali. Kemudian dia berkumur-kumur dan beristintsar
sebanyak tiga kali. Kemudian membasuh wajahnya tiga kali,
kemudian dia membasuh kedua tangannya hingga ke siku
dua kali-dua kali. Lalu mengusap kepalanya dengan kedua
tangannya, ke depan dan ke belakang, dia memulai dari depan
kepala lalu meneruskannya ke tengkuknya dan mengembalikannya
ke tempat dia memulainya, kemudian dia membasuh kedua kakinya.

9@ Dari Zaid bin Aslam, tentang tafsir ayat, " Hai orang-orang
yang beriman, apabila kalian hendak mendirikan shalat, maka
basuhlah wajah-wajah kalian dan tangan-tangan kalian hingga
ke siku, dan usaplah kepala dan kaki kalian hingga kedua mata
kaki" yang demikian itu, adalah apabila kalian telah bangun dari
tidur.

10@ Suwaid bin An Nu'man, bahwasanya dia mengabarinya, dia
pernah keluar bersama Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam
pada Perang Khaibar, ketika mereka berada di Shahba`, suatu
tempat di tepian Khaibar, Rasulullah shallallahu 'alaihi
wasallam singgah dan shalat ashar, lalu beliau meminta
perbekalan, tetapi tidak ada yang didapatkan kecuali sawiq, maka
beliau menyuruh untuk mencampurnya dengan air. Lalu Rasulullah
shallallahu 'alaihi wasallam memakannya, dan kami juga
memakannya. Setelah itu beliau bangkit ke arah barat dan
berkumur-kumur, dan kami pun berkumur-kumur, kemudian shalat
tanpa berwudlu.

11@ Dari Abu Hurairah, Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam
keluar menuju pekuburan lalu beliau membaca, " (Keselamatan bagi
kalian, Wahai para penghuni kubur orang-orang mukmin. Jika Allah
berkehendak, kami akan menyusul kalian.) Sungguh saya ingin
melihat saudara-saudara kami." Maka para sahabat bertanya,
" Wahai Rasulullah, bukankah kami adalah saudara anda." Beliau
menjawab, " Bahkan kalian adalah sahabat-sahabatku, tetapi
saudara-saudaraku adalah yang akan datang nanti, pada saat aku
menunggu mereka di tepi telaga." Mereka berkata, " Wahai
Rasulullah, bagaimana engkau bisa mengenal orang yang datang
sepeninggalmu dari umatmu ?" Rasulullah menjawab, " Bagaimana
pendapatmu jika ada seorang lelaki yang memiliki kuda putih
cemerlang di antara kuda hitam yang pekat, bukankah dia
mengetahuinya ?" Mereka menjawab, " Ya benar, wahai Rasulullah."
Beliau bersabda, " Sesungguhnya mereka datang pada Hari Kiamat
dengan putih bersinar karena wudlu, saya yang akan menyambut
mereka di telaga. Maka jangan sampai ada yang terusir dari
telagaku, sebagaimana unta tersesat yang terusir, saya memanggil
mereka, " Ayolah ke sini, ayolah ke sini ! ayolah kesini !"
Tiba-tiba ada yang menegur, " Sesungguhnya mereka telah
mengganti (agamanya) sepeninggalmu" Maka saya berkata,
" Menjauhlah, menjauhlah, menjauhlah'."

12@ Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda, " Apabila
seorang hamba mukmin berwudlu, lalu dia berkumur-kumur, maka
keluar dosa-dosa dari mulutnya. Apabila dia menyemburkan air
yang telah dimasukkan ke hidung, maka dosa-dosa keluar dari
hidungnya, jika dia membasuh wajahnya, maka dosa-dosa keluar
dari wajahnya hingga keluar dari kedua kelopak matanya. Jika
dia membasuh kedua tangannya, maka dosa-dosa keluar dari kedua
tangannya hingga keluar dari kuku-kukunya, jika dia mengusap
kepalanya, dosa-dosa keluar dari kepalanya hingga keluar dari
kedua telinganya. Jika dia membasuh kedua kakinya, maka
dosa-dosa keluar dari kedua kakinya hingga keluar dari bawah
kuku-kukunya." Beliau bersabda, " Adapun perjalanan dia
ke masjid dan shalatnya adalah tambahan baginya."

13@ Dari Nafi', bahwa Abdullah bin Umar mengambil air dengan
dua jarinya untuk kedua telinganya.

14@ Abdullah bin Umar datang ke Kufah untuk menemui Sa'd bin Abu
Waqqas, Amir Kufah. Kemudian Abdullah bin Umar melihatnya
mengusap dua khufnya dan dia mengingkarinya. Maka Sa'd berkata,
" Tanyalah pada ayahmu, jika kamu telah sampai kepadanya,"
Tatkala dia sampai, dia lupa bertanya pada Umar tentang hal itu,
hingga Sa'd datang dan bertanya, " Apakah engkau sudah bertanya
pada bapakmu ?" dia menjawab, " Belum." Abdullah bertanya kepada
(bapaknya), maka (Umar bin Khattab) menjawab, " Apabila kalian
memasukkan kedua kaki dalam keadaan suci, maka cukuplah dengan
mengusap keduanya" Abdullah berkata, " Meskipun salah satu
diantara kita baru saja buang air besar ?" Umar berkata, " Ya,
meskipun dia sehabis buang air besar."

15@ Dari Malik, dia bertanya kepada Ibnu Syihab tentang
membasuh dua khuf, bagaimana caranya ? Maka Ibnu Syihab
meletakkan satu tangannya di bawahnya dan yang lain di atasnya,
kemudian dia menyapukan keduanya.

16@ Al Miswar bin Makhramah mengabarinya, dia menemui Umar bin
Khatthab di malam ketika ditikam, kemudian membangunkan Umar
untuk shalat subuh, lalu dia berkata, " Ya. Tidak ada bagian
dalam Islam bagi siapa saja yang meninggalkan shalat," lalu Umar
shalat dan lukanya masih mengeluarkan darah.

17@ Dari Al Miqdad bin Al Aswad, bahwa Ali bin Abu Thalib
menyuruhnya untuk bertanya kepada Rasulullah shallallahu 'alaihi
wasallam tentang laki-laki yang mendekati istrinya, lalu keluar
air madzi darinya. Apa yang harus dilakukannya ? Ali berkata,
" Karena istriku adalah anak Rasulullah shallallahu 'alaihi
wasallam, maka saya malu bertanya kepada beliau." Miqdad
berkata, Lalu saya bertanya kepada Rasulullah shallallahu
'alaihi wasallam tentang hal itu, beliau menjawab, " Jika salah
satu dari kalian mendapatkan hal itu, maka percikilah
kemaluannya dengan air, lalu berwudlulah sebagaimana wudlu untuk
shalat."

18@ Dari Salim bin Abdullah sesungguhnya dia berkata, Saya
melihat bapakku, Abdullah bin Umar mandi kemudian berwudlu, lalu
saya bertanya kepadanya, " Wahai ayahku, bukankah mandi cukup
dengan tidak berwudlu ?" dia menjawab, " Ya, hanya saja saya
terkadang menyentuh kemaluanku, maka saya berwudlu."

19@ Dari Salim bin Abdullah, dari bapaknya, -Abdullah bin Umar-
dia pernah berkata, " Ciuman dan rabaan tangan laki-laki pada
istrinya termasuk mulamasah. Barangsiapa yang mencium istrinya
atau merabanya, wajib baginya berwudlu."

20@ Dari Malik, dari Hisyam bin Urwah, dari bapaknya, dari
Aisyah, Ummul Mukminin, bahwa apabila Rasulullah shallallahu
'alaihi wasallam mandi dari junub, beliau memulai dengan
membasuh kedua tangannya. Berwudlu sebagaimana wudlu untuk
shalat. Memasukkan jari-jarinya ke dalam air dan
menyelah-nyelahinya ke pangkal rambut, lalu beliau menuangkan
air di atas kepalanya tiga gayung dengan kedua tangannya,
kemudian meratakan air ke seluruh kulitnya.

21@ Abdullah bin Umar apabila mandi dari junub, memulai dengan
menuangkan air di atas tangan kanannya. Dia membasuhnya, lalu
membasuh kemaluannya. Dia berkumur-kumur, lalu memasukkan dan
menyemburkan air yang dia masukkan ke dalam hidungnya. Membasuh
wajahnya dan memercikkan air ke kedua matanya, membasuh tangan
kanannya lalu kirinya, kemudian dia membasuh kepalanya. Dia
mandi dan meratakan air ke seluruh tubuhnya.

22@ Abu Musa Al Asy'ari datang kepada Aisyah, istri Nabi
shallallahu 'alaihi wasallam dan berkata kepadanya, " Sungguh
telah menyulitkan diriku perbedaan para sahabat tentang suatu
permasalahan. Jika bukan karenanya aku merasa berat untuk
meminta fatwa kepadamu" lalu Aisyah bertanya, " Apa itu ? Apa
saja yang hendak kamu tanyakan pada ibumu, maka tanyakanlah."
Lalu (Abu Musa) berkata, " Seorang laki-laki mendatangi
istrinya, lalu dia mencabut kemaluannya dan tidak mengeluarkan
mani." Aisyah menjawab, " Apabila kemaluan telah menembus
kemaluan, maka wajib mandi." Abu Musa Al Asy'ari berkata,
" Kalau begitu, saya tidak akan bertanya lagi kepada siapapun."

23@ Umar bin Khatthab pernah mengadu kepada Rasulullah
shallallahu 'alaihi wasallam, bahwa dia pada suatu malam junub,
lalu beliau bersabda, " Berwudlulah dan cuci kemaluanmu,
kemudian tidurlah."

24@ Dari Zubaid bin As Shalt, dia berkata, " Saya berangkat
bersama Umar bin Katthab ke Jurf." Tiba-tiba dia sadar bahwa
dirinya telah mimpi basah dan shalat dalam keadaan belum mandi.
Dia lalu berkata, " Demi Allah, saya tidak tahu kalau saya telah
mimpi basah, namun saya tidak sadar, sehingga shalat dan belum
mandi." Perawi berkata, " Kemudian ia mandi mandi dan mencuci
apa yang terlihat pada pakaiannya dan memercikkan pada sesuatu
yang tidak terlihat. Setelah itu ia adzan atau iqamat, lantas
shalat tatkala waktu dluha."

25@ Ummu Salamah, isteri Nabi shallallahu 'alaihi wasallam dia
berkata, " Ummu Sulaim, isteri Abu Thalhah Al Anshari menemui
Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam dan berkata, " Wahai
Rasulullah, Allah tidak malu dari yang haq, apakah seorang
wanita wajib mandi jika mimpi basah ?" Maka beliau menjawab,
" Ya. Jika dia melihat air."

26@ Dari Nafi', Bahwasanya ia dan Abdullah bin Umar kembali dari
Juruf. Ketika mereka sampai di Mirbad, Abdullah singgah dan
bertayamum dengan tanah yang suci. Dia mengusap wajah dan
kedua-tangannya sampai pada sikunya, kemudian shalat."

27@ Seorang laki-laki bertanya kepada Sa'id bin Musayyab tentang
seorang junub yang bertayamum lalu mendapatkan air. Sa'id
menjawab, " Apabila dia telah mendapatkan air, maka dia wajib
mandi untuk shalat yang berikutnya."

28@ Zaid bin Aslam berkata, " Seorang laki-laki bertanya kepada
Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam, " Saat isteriku haid,
apa yang boleh aku lakukan ?" Rasulullah shallallahu 'alaihi
wasallam menjawab, " Suruh dia mengikat sarungnya, setelah itu
terserah kamu dengan bagian atasnya."

29@ Dari 'Alqamah bin Abu 'Alqamah, dari Ibunya, mantan budak
Aisyah Umul Mukminin, ia berkata, " Para wanita mengirimkan
sebuah kotak kepada 'Aisyah Ummul Mukminin, dalam kotak tersebut
terdapat kapas yang telah bercampur dengan cairan kuning dari
darah haid. Mereka bertanya bagaimana dengan hukum shalat yang
dilakukannya ?" Maka 'Aisyah pun berkata kepada mereka, " Jangan
terburu-buru hingga kalian melihat cairan putih." maksudnya
adalah suci dari haid.

30@ Dari Asma binti Abu Bakar As Shiddiq dia berkata, " Ada
seorang wanita yang bertanya kepada Rasulullah shallallahu
'alaihi wasallam, ia mengatakan, " Bagaimana pendapatmu jika
salah seorang di antara kami bajunya terkena darah haid, apa
yang harus dia lakukan ?" Rasulullah shallallahu 'alaihi
wasallam menjawab, " Apabila salah satu dari kalian bajunya
terkena darah haid, maka garuklah dahulu dan perciki dengan air,
lalu dia boleh shalat dengannya."

31@ Aisyah isteri Nabi shallallahu 'alaihi wasallam, ia berkata,
" Fathimah binti Hubaisy bertanya, " Wahai Rasulullah, aku belum
suci, apakah aku boleh meninggalkan shalat ?" Rasulullah
shallallahu 'alaihi wasallam menjawab, " Itu adalah darah biasa
dan bukan haid. Jika telah datang haid maka tinggalkan shalat.
Dan jika masa haid telah habis maka laksanakanlah shalat,
bersihkanlah darahmu dan kerjakan shalat."

32@ Ummu Salamah isteri Nabi shallallahu 'alaihi wasallam, bahwa
pada masa Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam, ada seorang
wanita yang terus menerus mengucurkan darah. Ummu Salamah lalu
meminta fatwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam, beliau
menjawab, " Hendaklah mereka memperhatikan berapa hari mereka
biasa mengalami haid dalam sebulan, sebelum apa yang ia alami
sekarang ini. Hendaklah ia meninggalkan jumlah hari yang biasa
mengalami haid dalam bulan itu, setelah itu hendaklah ia mandi,
mengganti pakaian dan mengerjakan shalat."

33@ Dari Zainab binti Abu Salamah, Bahwasanya ia pernah melihat
Zainab binti Jahsy, isteri Abdurrahman bin Auf, yang
mengeluarkan darah istihadlah tetap melaksanakan shalat."

34@ Al Qa'qa' bin Hakim dan Zaid bin Aslam diutuskan kepada
Sa'id bin Musayyab untuk bertanya, " Bagaimana cara seorang
wanita istihadlah mandi ?" Sa'id bin Musayyab menjawab, " Dia
mandi dari suci ke suci lagi, dan tetap berwudlu dalam setiap
shalat. Jika darah banyak keluar, hendaklah ia menyumbatnya."

35@ Aisyah isteri Nabi shallallahu 'alaihi wasallam, ia berkata,
" Seorang bayi diserahkan kepada Rasulullah shallallahu 'alaihi
wasallam. Lalu bayi tersebut kencing di baju Rasulullah
shallallahu 'alaihi wasallam, beliau lalu meminta air,
mengusapnya dengan air tersebut."

36@ Abu Hurairah dia berkata, " Sekiranya tidak akan memberatkan
umatnya, sungguh beliau akan memerintahkan mereka untuk bersiwak
setiap kali berwudlu."

Wednesday 27 May 2020

KITAB AL-MUWATHA’(Imam Malik), Perihal Thaharah Dan Bersuci {1}.

KITAB AL-MUWATHA’(Imam Malik), Perihal Thaharah Dan Bersuci {1}.
(0029-0133)

@ Perihal Thaharah Dan Bersuci, Beberapa Hal Yang Perlu
Diperhatikan Ketika Wudhu.

0029.    Dari 'Amru bin Yahya Al Mazini, dari bapaknya, dia
berkata kepada Abdullah Zaid bin Ashim dan dia adalah kakek
'Amru bin Yahya Al Mazini, salah seorang sahabat Rasulullah
shallallahu 'alaihi wasallam, " Apakah kamu bisa memperlihatkan
kepadaku, bagaimana Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam
berwudlu ?" Abdullah bin Zaid bin 'Ashim berkata, " Ya." Maka
dia meminta air wudlu, lalu menuangkannya di atas tangannya,
dan mencuci kedua tangannya dua kali dua kali. Kemudian dia
berkumur-kumur dan beristintsar sebanyak tiga kali. Kemudian
membasuh wajahnya tiga kali, kemudian dia membasuh kedua
tangannya hingga ke siku dua kali-dua kali. Lalu mengusap
kepalanya dengan kedua tangannya, ke depan dan ke belakang,
dia memulai dari depan kepala lalu meneruskannya ke tengkuknya
dan mengembalikannya ke tempat dia memulainya, kemudian dia
membasuh kedua kakinya.

0030.    Dari Abu Hurairah, Rasulullah shallallahu 'alaihi
wasallam bersabda, " Apabila salah satu dari kalian berwudlu,
maka hendaklah ia memasukkan air ke hidungnya kemudian
istintsar. Dan barangsiapa yang beristinja` dengan batu, maka
hendaklah dengan bilangan ganjil."

0031.    Dari Ibnu Syihab, dari Abu Idris Al Khaulani, dari Abu
Hurairah, Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda,
" Barangsiapa berwudlu, hendaklah beristintsar dan barangsiapa
beristijmar maka hendaklah dengan bilangan ganjil."


@ Perihal Thaharah Dan Bersuci, Penjelasan Tentang Seorang
Laki-laki Yang Berwudlu Dan Mengeluarkan Air Dari Dalam Hidung.

0032.    Dari Utsman bin Abdurrahman, bahwa bapaknya
menceritakan kepadanya, bahwasanya dia mendengar, bahwa Umar
bin Al Khatthab berwudlu dengan air yang dipergunakan untuk
beristinja."


@ Perihal Thaharah Dan Bersuci, Wudhu Orang Yang Tidur Jika
Ingin Shalat.

0033.    Dari Abu Hurairah, Rasulullah shallallahu 'alaihi
wasallam bersabda, " Apabila salah seorang dari kalian bangun
dari tidurnya, maka cucilah tangannya sebelum dia memasukkannya
ke dalam air wudlu, karena salah seorang dari kalian tidak tahu
di mana tangannya bermalam."

0034.    Dari Umar bin Al Khatthab berkata, " Jika salah seorang
dari kalian tidur dengan berbaring terlentang maka hendaklah
dia berwudlu."

0035.    Dari Zaid bin Aslam, tentang tafsir ayat, " Hai
orang-orang yang beriman, apabila kalian hendak mendirikan
shalat, maka basuhlah wajah-wajah kalian dan tangan-tangan
kalian hingga ke siku, dan usaplah kepala dan kaki kalian
hingga kedua mata kaki" yang demikian itu, adalah apabila
kalian telah bangun dari tidur.


@ Perihal Thaharah Dan Bersuci, Dalam Pandangan Kami Bahwa
Tidak Ada Wudlu Karena Mimisan.

0036.    Dari Nafi', bahwa Ibnu Umar pernah tidur dengan duduk
kemudian dia shalat dan tidak berwudlu.


@ Perihal Thaharah Dan Bersuci, Masalah Kesucian Untuk Wudhu.

0037.    Dari Al Mughirah bin Abu Burdah, kalangan Bani Abdud
Dar, bahwa dia mendengar Abu Hurairah berkata, seseorang datang
kepada Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam dan berkata,
" Wahai Rasulullah, kami berlayar di laut sedangkan kami hanya
membawa air sedikit. Jika kami berwudlu dengannya, maka kami
akan kehausan, apakah kami boleh berwudlu dengannya ?"
Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda, " Air laut
itu suci, halal bangkainya."

0038.    Dari Humaidah binti Ubaid bin Rifa'ah, dari bibinya
-Kabsyah binti Ka'ab bin Malik- dan dia dibawah asuhan Abu
Qatadah Al Anshari, dia mengabarkan kepadanya bahwa Abu
Qatadah mengunjunginya, Kabsyah pun menuangkan air wudlu
kepadanya, tiba-tiba datang seekor kucing yang minum dari air
wudlunya, maka dia mendekatkan bejana sehingga kucing itu
meminumnya. Kabsyah berkata, " Lalu dia melihatku yang sedang
memperhatikannya dan berkata, " Apakah kamu heran Wahai putri
saudaraku ?" Dia berkata, lalu saya menjawab, " Ya." Abu
Qatadah menerangkan, bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi
wasallam bersabda, " Kucing itu tidak najis, karena dia adalah
hewan yang berada di sekitar kita."


@ Perihal Thaharah Dan Bersuci, Tidak Mengapa (binatang buas)
Minum Dalam Kolam (dan sah untuk wudlu) Selama Pada Mulutnya
Tidak Ada Najis.

0039.    Dari Yahya bin Abdurrahman bin Hathib, bahwa Umar bin
Al Khathab pernah keluar bersama rombongan, di dalamnya ada
'Amru bin Al Ash, ketika mereka sampai pada sebuah telaga,
'Amru bin Al Ash berkata kepada pemilik telaga itu, " Wahai
penjaga telaga, apakah ada binatang buas yang minum dari
telagamu ?" maka Umar bin Al Khatthab menyela, " Wahai
penjaga telaga, jangan kau kabari kami, kami minum dari air
yang telah diminum oleh binatang buas dan binatang buas juga
minum dari air yang telah kami minum."

0040.    Dari Nafi', bahwasanya Abdullah bin Umar berkata,
" Kaum laki-laki dan wanita di masa Rasulullah shallallahu
'alaihi wasallam berwudlu bersamaan."


@ Perihal Thaharah Dan Bersuci, Hal-hal Yang Tidak Diwajibkan
Ketika Wudhu.

0041.    Dari Muhammad bin Ibrahim, dari Ibunya Ibrahim bin
Abdurrahman bin Auf, bahwa dia bertanya kepada Ummu Salamah,
istri Nabi shallallahu 'alaihi wasallam, " Saya seorang wanita
yang panjang bajunya dan berjalan di tempat yang kotor." Maka
Ummu Salamah menjawab, Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam
bersabda, " Tempat yang dilewati sesudahnya yang akan
mensucikannya."

0042.    Dari Malik, bahwa dia melihat Rabi'ah bin Abu
Abdurrahman muntah berulang kali ketika sedang berada di dalam
masjid, tetapi dia tidak beranjak keluar dan tidak berwudlu
sampai dia melaksanakan shalat.


@ Perihal Thaharah Dan Bersuci, (Imam Malik) Ditanya Tentang
Seorang Laki-laki Yang Mengeluarkan Makanan Dari Dalam Perut,
Apakah Ia Harus Wudlu ?

0043.    Dari Malik, dari Nafi', Bahwasanya Abdullah bin Umar
memberi wewangian kepada jenazah, anak Sa'id bin Zaid dan dia
mengusungnya juga, kemudian dia masuk masjid dan shalat tanpa
berwudlu.


@ Perihal Thaharah Dan Bersuci, Meninggalkan Wudhu Karena
Makanan Yang Terpanggang Api.

0044.    Dari 'Atho` bin Yasar, dari Abdullah bin Abbas,
Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam menyantap paha kambing
kemudian beliau shalat dan tidak berwudlu.

0045.    Dari Busyair bin Yasar, mantan budak Bani Haritsah,
dari Suwaid bin An Nu'man, bahwasanya dia mengabarinya, dia
pernah keluar bersama Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam
pada Perang Khaibar, ketika mereka berada di Shahba`, suatu
tempat di tepian Khaibar, Rasulullah shallallahu 'alaihi
wasallam singgah dan shalat ashar, lalu beliau meminta
perbekalan, tetapi tidak ada yang didapatkan kecuali sawiq,
maka beliau menyuruh untuk mencampurnya dengan air. Lalu
Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam memakannya, dan kami
juga memakannya. Setelah itu beliau bangkit ke arah barat dan
berkumur-kumur, dan kami pun berkumur-kumur, kemudian shalat
tanpa berwudlu.

0046.     Dari Muhammad bin Ibrahim bin Al Harits At Taimi,
dari Rabi'ah bin Abdullah bin Al Hudair, bahwa dia makan siang
bersama Umar bin Khathab, kemudian shalat dan tidak berwudlu.

0047.    Dari Aban bin Utsman, bahwa Utsman bin 'Affan makan
roti dan daging, lalu berkumur-kumur, mencuci kedua tangannya,
mengusap wajahnya, kemudian shalat dan tidak berwudlu.


@ Perihal Thaharah Dan Bersuci, Ali bin Abu Thalib Dan Abdullah
bin Abbas Tidak Berwudlu Dari Makanan Yang Tersentuh Api.

0048.    Dari Malik, dari Yahya bin Said, bahwa dia bertanya
pada Abdullah bin 'Amir bin Rabi'ah tentang seorang laki-laki
yang telah berwudlu untuk shalat, lalu dia makan makanan yang
tersentuh oleh api, apakah dia berwudlu lagi ?" (Abdullah bin
'Amir bin Rabi'ah) menjawab, " Saya melihat bapakku melakukan
itu dan ia tidak berwudlu."

0049.    Dari Abu Nu'aim Wahab bin Kaisan, dia mendengar Jabir
bin Abdullah Al Anshari berkata, " Saya melihat Abu Bakar
As Shiddiq makan daging, kemudian shalat dan tidak berwudlu."

0050.    Dari Muhammad bin Al Munkadir, bahwa Rasulullah
shallallahu 'alaihi wasallam diundang untuk makan, lalu
disuguhkan kepada beliau roti dan daging, maka beliau
memakannya, lalu berwudlu dan shalat, kemudian diberikan
kepadanya sisa makanan itu dan beliau memakannya lalu shalat
dan tidak berwudlu.

0051.    Dari Abdurrahman bin Yazid Al Anshari, bahwa Anas bin
Malik datang dari Irak, maka Abu Thalhah dan Ubai bin Ka'ab
mengunjunginya, Anas pun menyuguhkan makanan yang dimasak oleh
api, dan mereka semuanya memakan makanan tersebut. Lalu Anas
bangkit dan berwudlu, maka Abu Thalhah dan Ubai bin Ka'ab
bertanya kepadanya, " Apa ini hai Anas, apakah ini kebiasaan
Irak ?" Anas bin Malik berkata, " Seandainya aku tidak
melakukannya." Lalu Abu Thalhah dan Ubai bin Ka'ab bangkit dan
keduanya shalat dengan tidak berwudlu.


@ Perihal Thaharah Dan Bersuci, Himpunan Pengetahuan Masalah
Wudhu.

0052.    Dari Hisyam bin Urwah, dari bapaknya, Rasulullah
shallallahu 'alaihi wasallam pernah ditanya tentang istithabah
(membersihkan diri dari najis setelah buang air kecil maupun
besar), maka beliau bersabda, " Apakah kalian tidak
mendapatkan tiga batu."

0053.    Dari Malik dari Al 'Ala` bin Abdurrahman, dari
bapaknya dari Abu Hurairah, Rasulullah shallallahu 'alaihi
wasallam keluar menuju pekuburan lalu beliau membaca,
" (Keselamatan bagi kalian, Wahai para penghuni kubur
orang-orang mukmin. Jika Allah berkehendak, kami akan menyusul
kalian.) Sungguh saya ingin melihat saudara-saudara kami."
Maka para sahabat bertanya, " Wahai Rasulullah, bukankah kami
adalah saudara anda." Beliau menjawab, " Bahkan kalian adalah
sahabat-sahabatku, tetapi saudara-saudaraku adalah yang akan
datang nanti, pada saat aku menunggu mereka di tepi telaga."
Mereka berkata, " Wahai Rasulullah, bagaimana engkau bisa
mengenal orang yang datang sepeninggalmu dari umatmu ?"
Rasulullah menjawab, " Bagaimana pendapatmu jika ada seorang
lelaki yang memiliki kuda putih cemerlang di antara kuda hitam
yang pekat, bukankah dia mengetahuinya ?" Mereka menjawab,
" Ya benar, wahai Rasulullah." Beliau bersabda, " Sesungguhnya
mereka datang pada Hari Kiamat dengan putih bersinar karena
wudlu, saya yang akan menyambut mereka di telaga. Maka jangan
sampai ada yang terusir dari telagaku, sebagaimana unta
tersesat yang terusir, saya memanggil mereka, " Ayolah ke sini,
ayolah ke sini ! ayolah kesini ! " Tiba-tiba ada yang menegur,
" Sesungguhnya mereka telah mengganti (agamanya) sepeninggalmu"
Maka saya berkata, " Menjauhlah, menjauhlah, menjauhlah'."

0054.    Dari Hisyam bin Urwah, dari bapaknya, dari Humran budak
Utsman bin Affan, Utsman bin 'Affan duduk di bangku, lalu
datang seorang muadzdzin, dia hendak menyeru untuk shalat
ashar. Maka dia meminta air kemudian berwudlu, setelah itu
berkata, " Demi Allah, saya akan menceritakan kepada kalian,
yang jika seandainya ini tidak ada dalam kitab Allah niscaya
saya tidak akan menceritakannya." Lalu dia berkata, saya
mendengar Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda,
" Tidaklah seseorang berwudlu dengan baik, lalu dia shalat,
melainkan akan diampuni dosa-dosa yang telah dia lakukan antara
shalat tersebut sampai dia mengerjakan shalat yang lain,"
Yahya berkata, Malik berkata, Menurutku yang dia maksud adalah
makna ayat ini, " Dan Dirikanlah shalat itu pada kedua tepi
siang (pagi dan petang) dan pada bahagian permulaan daripada
malam. Perbuatan-perbuatan yang baik itu menghapuskan (dosa)
perbuatan-perbuatan yang buruk. Itulah peringatan bagi
orang-orang yang ingat."

0055.    Dari 'Atho` bin Yasar, dari Abdullah Shunabihi,
Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda, " Apabila
seorang hamba mukmin berwudlu, lalu dia berkumur-kumur, maka
keluar dosa-dosa dari mulutnya. Apabila dia menyemburkan air
yang telah dimasukkan ke hidung, maka dosa-dosa keluar dari
hidungnya, jika dia membasuh wajahnya, maka dosa-dosa keluar
dari wajahnya hingga keluar dari kedua kelopak matanya. Jika
dia membasuh kedua tangannya, maka dosa-dosa keluar dari kedua
tangannya hingga keluar dari kuku-kukunya, jika dia mengusap
kepalanya, dosa-dosa keluar dari kepalanya hingga keluar dari
kedua telinganya. Jika dia membasuh kedua kakinya, maka
dosa-dosa keluar dari kedua kakinya hingga keluar dari bawah
kuku-kukunya." Beliau bersabda, " Adapun perjalanan dia
ke masjid dan shalatnya adalah tambahan baginya."

0056.    Dari Suhail bin Abu Shalih, dari bapaknya, dari Abu
Hurairah, bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam
bersabda, " Apabila seorang hamba muslim atau mukmin berwudlu,
kemudian dia membasuh wajahnya, niscaya keluar setiap
kesalahan dari wajahnya yang dia lihat dengan kedua matanya,
bersamaan cucuran atau tetesan akhir air wudlu. Jika dia
membasuh kedua tangannya, dosa-dosa yang dilakukan keluar
bersama cucuran atau tetesan akhir air wudlu. Jika dia
membasuh kedua kakinya, maka dosa-dosa yang dilangkahkan oleh
keduanya keluar bersama cucuran atau tetesan akhir air wudlu,
hingga dia keluar dalam keadaan bersih dari dosa-dosa."

0057.     Dari Ishaq bin Abdullah bin Abu Thalhah, dari Anas
bin Malik berkata, saya melihat Rasulullah shallallahu 'alaihi
wasallam ketika masuk waktu shalat ashar dan orang-orang
mencari air wudlu namun mereka tidak mendapatkannya. Lalu
diberikan kepada Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam air
wudlu dalam bejana. Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam
meletakkan tangannya ke dalam bejana itu, kemudian menyuruh
orang-orang berwudlu dari bejana tersebut. Anas berkata,
" Saya melihat air yang terpancar dari bawah jari jemari
beliau, lalu orang-orang berwudlu darinya, hingga yang paling
akhir dari mereka masih bisa berwudlu."

0058.     Dari Nu'aim bin Abdullah Al Madani Al Mujmir, bahwa
dia mendengar Abu Hurairah berkata, " Barangsiapa
menyempurnakan wudlunya, lalu sengaja keluar untuk shalat,
maka dia terhitung dalam shalat selagi dia terkonsentrasi
untuk shalat. Sesungguhnya telah ditulis baginya, dari setiap
langkahnya satu kebaikan dan dihapus dengannya satu kejelekan.
Jika salah seorang dari kalian mendengar iqamah, namun tidak
pergi, maka orang yang paling banyak pahalanya adalah orang
yang paling jauh rumahnya," Mereka bertanya, " Kenapa Wahai
Abu Hurairah ?" dia menjawab, " Karena banyaknya langkah."

0059.    Dari Yahya bin Sa'id, bahwa dia mendengar Sa'id bin
Musayyab ditanya tentang berwudlu dengan air setelah buang
air besar, maka Sa'id menjawab, " Sesungguhnya yang demikian
itu adalah wudlunya para wanita."

0060.    Dari Al A'raj, dari Abu Hurairah, bahwa Rasulullah
shallallahu 'alaihi wasallam bersabda, " Apabila ada anjing
yang menjilat bejana salah seorang dari kalian, maka cucilah
tujuh kali."


@ Perihal Thaharah Dan Bersuci, Mengusap Kepala Dan Kedua
Telinga.

0061.    Dari Nafi', bahwa Abdullah bin Umar mengambil air dengan
dua jarinya untuk kedua telinganya.


@ Perihal Thaharah Dan Bersuci, Jabir bin Abdullah al Anshari
Ditanya Tentang Mengusap Imamah.

0062.    Dari Malik, dari Hisyam bin Urwah, bahwa bapaknya
-Urwah bin Az Zubair- melepas surbannya dan mengusap kepalanya
dengan air.

0063.    Dari Malik, dari Nafi', bahwa dia melihat Shafiyyah
binti Abu Ubaid -istri Abdullah bin Umar- melepas kerudungnya
dan membasuh kepalanya dengan air, dan Nafi' ketika itu masih
kecil.

Thursday 21 May 2020

KITAB AL-MUWATHA’(Imam Malik), Perihal Waktu Sholat. (0001-0028)

KITAB AL-MUWATHA’(Imam Malik), Perihal Waktu Sholat. (0001-0028)


@ Perihal Waktu-Waktu Sholat, Waktu Sholat.

@ Perihal Waktu-Waktu Sholat, Waktu Sholat.

0001.    Dari Malik bin Anas dari Ibnu Syihab, " Suatu hari Umar bin Abdul Aziz
pernah mengakhirkan shalat, maka Urwah bin Az Zubair menemuinya dan
memberitahukan kepadanya, bahwa suatu hari Mughirah bin Syu'bah mengakhirkan
shalat ketika berada di Kufah, sehingga Ibnu Mas'ud menemuinya dan menegurnya,
" Apa maksudmu, hai Mughirah ? Bukankah kamu tahu, Jibril telah turun kemudian
shalat dan Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam ikut shalat, kemudian dia
shalat dan Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam ikut shalat, kemudian dia
shalat dan Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam ikut shalat juga, kemudian
dia shalat dan Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam ikut shalat. Lalu
Jibril berkata, " Seperti ini aku diperintahkan," Maka Umar bin Abdul Aziz
bertanya, " Perhatikanlah apa yang kamu riwayatkan hai Urwah ! Apakah Jibril
yang mengajarkan waktu shalat untuk Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam ?"
Urwah menjawab, " Basyir bin Mas'ud al Anshari menceritakan dari Bapaknya
seperti itu juga." Kemudian Urwah menegaskan dan telah menceritakan kepadaku
Aisyah (istri Nabi shallallahu 'alaihi wasallam), bahwa Rasulullah shallallahu
'alaihi wasallam shalat ashar ketika matahari masih di tempatnya belum tampak.

0002.    Dari 'Atho` bin Yasar, dia berkata, " Seorang laki-laki datang kepada
Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam lalu bertanya tentang waktu shalat
subuh. ('Atho` bin Yasar) berkata, " Lalu Rasulullah shallallahu 'alaihi
wasallam diam, hingga esok harinya beliau shalat subuh ketika terbit fajar,
besoknya beliau shalat ketika langit telah menguning. Lalu (Rasulullah
shallallahu 'alaihi wasallam) bertanya, " Dimana laki-laki yang bertanya
kepadaku tentang waktu shalat subuh ?" (Laki-laki itu) menjawab, " Saya,
Wahai Rasulullah, " Maka beliau bersabda, " Waktu shalat subuh diantara dua
waktu ini."

0003.    Dari 'Amrah binti Abdurrahman dari Aisyah istri Nabi
shallallahu 'alaihi wasallam dia berkata, " Ketika
Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam selesai shalat subuh,
kaum wanita keluar dengan keadaan tertutup dengan kain mereka,
dan mereka masih tidak terinditifikasi karena gelap."

0004.    Dari Abu Hurairah, Rasulullah shallallahu 'alaihi
wasallam bersabda, " Barangsiapa mendapatkan satu raka'at
shalat subuh sebelum matahari terbit, dia telah mendapatkan
shalat subuh. Barangsiapa mendapatkan satu raka'at shalat
Ashar sebelum matahari terbenam maka dia telah mendapatkan
shalat ashar."

0005.    Dari Malik dari Nafi', mantan budak Abdullah bin Umar,
Umar bin Al Khatthab pernah menulis surat kepada para
pegawainya, " Menurutku yang paling penting dari urusan kalian
adalah shalat. Barangsiapa yang menjaganya dan memeliharanya
maka dia telah menjaga agamanya. Barangsiapa menyia-nyiakannya,
maka amalan yang lainnya akan lebih terabaikan," Lalu dia
menulis, " Hendaklah kalian shalat zhuhur ketika bayangan
kalian sehasta hingga bayangan kalian seukuran persis dengan
tubuh kalian. Hendaklah kalian shalat ashar ketika matahari
masih tinggi dan putih jernih dengan ukuran perjalanan
berkendara sekitar dua atau tiga farsakh sebelum matahari
terbenam. Laksanakanlah shalat maghrib ketika terbenamnya
matahari, dan isya` ketika syafaq (mega merah di langit
setelah terbenamnya matahari) telah hilang hingga sepertiga
malam. Barangsiapa yang tidur, maka tidak terlelap matanya,
barangsiapa yang tidur, tidak terlelap matanya. Dan
laksanakanlah shalat subuh ketika bintang-bintang terlihat
saling bercampur."

0006.    Dari Malik dari pamannya -Abu Suhail-, dari bapaknya,
bahwa Umar bin Al Khathab menulis kepada Abu Musa Al Asya'ri,
" Laksanakanlah shalat zhuhur ketika matahari tergelincir dan
shalat ashar ketika matahari terlihat putih jernih sebelum
menguning. Laksanakanlah Shalat maghrib ketika matahari
terbenam, dan akhirkan shalat Isya' selagi kamu belum tidur,
dan laksanakanlah shalat subuh ketika bintang-bintang
terlihat saling bersusun, dan bacalah di dalamnya dua surat
panjang yang termasuk kategori dari surat-surat Al Mufasshal
(surat yang dimulai dari surat Al Hujurat sampai akhir)."

0007.    Dari Hisyam bin Urwah dari bapaknya, " Umar bin
Al Khatthab pernah menulis kepada Abu Musa Al Asy'ari, bahwa
laksanakanlah shalat ashar ketika matahari terlihat putih
jernih dengan kadar perjalanan tiga farsakh, dan
laksanakanlah shalat Isya' antara kamu shalat hingga
sepertiga malam, jika kamu ingin mengakhirkannya maka hingga
separuh malam dan janganlah termasuk orang-orang yang lalai."

0008.    Dari Abdullah bin Rafi', mantan budak Ummu Salamah,
istri Nabi shallallahu 'alaihi wasallam, dia bertanya kepada
Abu Hurairah tentang waktu shalat. Maka Abu Hurairah berkata,
" Saya akan menjelaskannya kepadamu, (yaitu) laksanakanlah
shalat zhuhur ketika bayanganmu persis seperti tinggimu, dan
shalat ashar ketika bayanganmu menjadi dua kali lipat lebih
panjang, shalat maghrib ketika matahari terbenam dan Isya`
diantara kamu shalat dengan sepertiga malam. Dan
laksanakanlah shalat subuh di akhir malam masih suasana
gelap.

0009.    Dari Anas bin Malik, dia berkata, " Kami melaksanakan
shalat ashar, lalu seseorang keluar menuju bani 'Amru bin Auf,
dan dia masih mendapati mereka sedang shalat ashar."

0010.    Dari Ibnu Syihab, dari Anas bin Malik, dia berkata,
" Kami shalat asar, lalu salah seorang dari kami pergi menuju
Quba`, dan sesampainya di sana matahari masih terlihat
tinggi."

0011.    Dari Al Qasim bin Muhammad, dia berkata, " Aku tidak
mendapati orang-orang, kecuali mereka sedang mengerjakan
shalat zhuhur di waktu 'asyiy."


@ Perihal Waktu-Waktu Sholat, Waktu Jum'at.

0012.    Dari Malik dari pamannya -Abu Suhail bin Malik-, dari
bapaknya, dia berkata, " Saya melihat permadani milik 'Uqail
bin Abu Thalib pada Hari Jum'at diletakkan di dinding masjid
arah barat, maka ketika bayang-bayang permadani tersebut
telah menutupi seluruh permadani, Umar bin Al Khatthab keluar
dan shalat Jum'at." Malik berkata, " Lalu kami pulang setelah
shalat Jum'at dan tidur qailulah di waktu siang."

0013.    Dari Ibnu Abu Salith, bahwa Utsman bin 'Affan shalat
Jum'at di Madinah dan shalat ashar di Malal, yang demikian
itu untuk menyegerakan shalat jum'at dan mempercepat
perjalanan."


@ Perihal Waktu-Waktu Sholat, Yang Mendapat Satu Rakaat Shalat.

0014.    Dari Ibnu Abu Salith, bahwa Utsman bin 'Affan shalat
Jum'at di Madinah dan shalat ashar di Malal, yang demikian
itu untuk menyegerakan shalat jum'at dan mempercepat
perjalanan."

0015.    Dari Malik dari Nafi', dari Abdullah bin Umar bin
Khathab berkata, " Apabila kamu tertinggal dari ruku' maka
kamu telah ketinggalan satu raka'at."


@ Perihal Waktu-Waktu Sholat, Matahari Tergelincir Dan Malam
Menjadi Gulita.

0016.    Dari Malik, dari Nafi', Abdullah bin Umar berkata,
" Maksud dari 'dulukus syamsi' (pergeseran matahari) adalah
tergelincirnya."

0017.    Dari Daud bin Al Hushain, berkata telah mengabarkan
kepadaku seseorang, bahwa Abdullah bin 'Abbas berkata,
" Maksud dari 'dulukus syamsi (pergeseran matahari) ' adalah
apabila bayang-bayang telah muncul. 'Ghasaqul lail (gelapnya
malam) ' adalah malam yang telah sunyi, senyap dan gelap."


@ Perihal Waktu-Waktu Sholat, Himpunan Pengetahuan Waktu shalat.

0018.    Dari Nafi', dari Abdullah bin Umar, Rasulullah
shallallahu 'alaihi wasallam bersabda, " Orang yang
ketinggalan shalat ashar seperti orang yang kehilangan
keluarga dan hartanya."

0019.    Dari Yahya bin Sa'id, setelah Umar bin Al Khatthab
selesai shalat ashar, dia menemui seorang laki-laki yang tidak
ikut shalat ashar, dan bertanya, " Apa yang menghalangimu
untuk ikut shalat ashar ?" Lalu laki-laki itu menyebutkan
alasannya, maka Umar berkata, " Kamu telah mengurangi pahalamu."
Malik berkata, " Setiap sesuatu ada yang lengkap dan kurang."

0020.    Dari Yahya bin Said, dia berkata, " Orang yang
melaksanakan shalat itu tidak menyia-nyiakan waktunya. Jika
tersita waktunya karena shalat, maka itu lebih baik dari pada
hilang keluarga dan hartanya."


@ Perihal Waktu-Waktu Sholat, Orang Yang Mendapati Waktu Shalat
Saat Dalam Perjalanan Kemudian Ia Mengakhirkan Shalatnya.

0021.    Dari Nafi', bahwa Abdullah bin 'Umar tidak sadarkan diri
hilang ingatan, dan dia tidak mengqadla shalatnya. Malik
berkata, " Menurut kami, Allah yang lebih Tahu, yang demikian
itu apabila waktu telah lewat, adapun orang yang sadar
di waktunya maka dia harus shalat."

0022.    Dari Sa'id bin Musayyab, ketika Rasulullah shallallahu
'alaihi wasallam menaklukan Khaibar, beliau berjalan hingga
akhir malam lalu berhenti istirahat, kemudian berkata kepada
Bilal, " Jagalah subuh untuk dapat membangunkan kami", lalu
Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam dan para sahabatnya
tidur, sedang Bilal berjaga-jaga dengan dikuat-kuatkan, ketika
menjelang fajar dia menyandarkan diri ke kendaraannya, dan
akhirnya dia pun terlelap tidur. Rasulullah shallallahu 'alaihi
wasallam, Bilal dan para sahabat lainnya tidak ada yang bangun
hingga matahari membangunkan mereka, Rasulullah shallallahu
'alaihi wasallam terkejut, dan Bilal berkata kepadanya, " Wahai
Rasulullah, telah terjadi sesuatu padaku sebagaimana yang
terjadi pada diri anda, " Lalu Rasulullah shallallahu 'alaihi
wasallam bersabda, " Tuntunlah tunggangan kalian ", maka mereka
bangkit dan menuntun tunggangan mereka beberapa saat, kemudian
Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam menyuruh Bilal untuk
mengumandangkan iqamah, dan Rasulullah shallallahu 'alaihi
wasallam shalat subuh bersama mereka, ketika selesai shalat
beliau bersabda, " Barangsiapa yang lupa shalat, maka shalatlah
ketika dia mengingatnya. Karena Allah Ta'ala berfirman dalam
kitabNya, " Tegakkanlah shalat untuk mengingatKu."

0023.    Dari Zaid bin Aslam, dia berkata, " Pada suatu malam
Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam pernah berhenti
istirahat di sebuah jalan di Makkah, menugaskan Bilal untuk
membangunkan mereka pada waktu shalat, lalu Bilal tertidur dan
mereka juga sehingga terbit matahari. Mereka bangun dalam
keadaan terkejut, lalu Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam
menyuruh mereka untuk mengendarai kendaraan mereka hingga keluar
dari lembah itu. Lalu (Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam)
bersabda, " Sesungguhnya lembah ini di dalamnya ada setannya,"
lalu mereka berjalan sampai meninggalkan tempat tersebut,
kemudian beliau memerintahkan agar mereka singgah untuk berwudlu
dan menyuruh Bilal mengumandangkan adzan atau iqamah, kemudian
Rasulullah shalat bersama orang-orang, setelah itu beliau
berbalik melihat ketakutan pada mereka, lalu bersabda, " Wahai
para manusia, Allah telah mengambil ruh kita, jika Dia
berkehendak niscaya Dia akan mengambil ruh kita di selain waktu
ini, jika salah satu dari kalian tertidur dari shalat atau lupa
kemudian ingat maka kerjakanlah sebagaimana dia mengerjakannya
pada waktunya." Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam menoleh
kepada Abu Bakar dan bersabda, " Sesungguhnya setan datang
kepada Bilal saat dia sedang berdiri shalat, lalu membuatnya
tertidur, dan dia masih meninabobokannya sebagaimana seorang ibu
yang meninabobokan bayinya hingga dia tertidur", kemudian beliau
memanggil Bilal dan dia memberitahukan kepada Rasulullah
shallallahu 'alaihi wasallam sebagaimana yang beliau kabarkan
kepada Abu Bakar, maka Abu Bakar berkata, " Aku bersaksi
sesungguh engkau adalah Rasulullah."


@ Perihal Waktu-Waktu Sholat, Larangan Shalat Saat Panas
Menyengat.

0024.    Dari 'Atho` bin Yasar, Rasulullah shallallahu 'alaihi
wasallam bersabda, " Sesungguhnya panas yang menyengat itu
berasal dari hembusan Jahannam, maka jika panas menyengat,
tundalah shalat hingga teduh." Dan beliau bersabda, " Neraka
mengadu kepada Rabbnya, dan berkata, " Wahai Rabbku, sebagian
dariku memakan sebagian yang lain' lalu (Allah 'azza wajalla)
mengizinkannya dengan dua nafas pada setiap tahun, satu nafas
di musim dingin dan satu nafas lagi di musim panas."

0025.    Dari Abu Hurairah, Rasulullah shallallahu 'alaihi
wasallam bersabda, " Jika panas telah menyengat, maka
tunggulah shalat hingga teduh, karena terik panas yang
menyengat itu berasal dari hembusan Jahannam," dan beliau
menuturkan, " Bahwa neraka mengadu kepada RabbNya, lalu Allah
mengizinkannya dalam setiap tahun dengan dua nafas, satu
nafas di musim dingin dan satu nafas di musim panas."

0026.    Dari Abu Hurairah, Rasulullah shallallahu 'alaihi
wasallam bersabda, " Apabila panas telah menyengat maka
tundalah waktu shalat hingga teduh, karena kerasnya panas
berasal dari hembusan Jahannam."

@ Perihal Waktu-Waktu Sholat, Larangan Masuk Masjid Dengan
Bau Bawang Dan Menutup Mulut.

0027.    Dari Sa'id bin Musayyab, Rasulullah shallallahu
'alaihi wasallam bersabda, " Barangsiapa makan pohon ini
(bawang), janganlah mendekati masjid kami, karena baunya
dapat mengganggu kami."

0028.    Dari Abdurrahman bin Al Mujabbar, bahwa dia melihat
Salim bin Abdullah, apabila melihat orang yang menutup kedua
mulutnya tatkala sedang shalat, dia menarik bajunya dengan
keras hingga terlepas dari mulutnya."



Muwatta Malik (by Imam Malik) English Translation
Book 1: (0001-0031), The Times of Prayer.

0001.    He said, " Yahya ibn Yahya al-Laythi related to me, from
Malik ibn Anas, from Ibn Shihab, that one day Umar ibn
Abdal-Aziz delayed the prayer. Urwa ibn az-Zubayr came and told
him that al-Mughira ibn Shuba had delayed the prayer, one day
while he was in Kufa, and Abu Masud al-Ansari had come to him
and said, " What's this, Mughira ? Don't you know that the angel
Jibril, came down and prayed and the Messenger of Allah, may
Allah bless him and grant him peace, prayed. Then he prayed
again, and the Messenger of Allah, may Allah bless him and grant
him peace, prayed. Then he prayed again, and the Messenger of
Allah, may Allah bless him and grant him peace, prayed. Then he
prayed again, and the Messenger of Allah, may Allah bless him
and grant him peace, prayed. Then he prayed again, and the
Messenger of Allah, may Allah bless him and grant him peace,
prayed. Then Jibril said, " This is what you have been ordered
to do." Umar ibn Abd al-Aziz said, " Be sure of what you relate,
Urwa. Was it definitely Jibril who established the time of the
prayer for the Messenger of Allah ?" " Urwa said, " That's how
it was related to Bashir ibn Abi Masud al-Ansari by his father."

0002.    Urwa said that A'isha, the wife of the Prophet, may
Allah bless him and grant him peace, used to pray asr while the
sunlight was pouring into her room, before the sun itself had
become visible (i.e. because it was still high in the sky).

0003.    Yahya related to me, from Malik, from Zayd ibn Aslam
that Ata ibn Yasar said, " A man came to the Messenger of Allah,
may Allah bless him and grant him peace, and asked him about
the time of the subh prayer. The Messenger of Allah, may Allah
bless him and grant him peace, did not answer him, but in the
morning he prayed subh at first light. The following morning he
prayed subh when it was much lighter, and then said, " Where is
the man who was asking about the time of the prayer ?" The man
replied, " Here I am, Messenger of Allah." He said," The time is
between these two."

0004.    Yahya related to me, from Malik, from Yahya ibn Said,
from Amra bint Abd ar-Rahman, that A'isha, the wife of the
Prophet, may Allah bless him and grant him peace, said, " The
Messenger of Allah, may Allah bless him and grant him peace,
used to pray subh and the women would leave wrapped in their
garments and they could not yet be recognised in the darkness."

0005.    Yahya related to me, from Malik, from Zayd ibn Aslam,
from Ata ibn Yasar and from Busr ibn Said and from al-Araj -all
of whom related it from Abu Hurayra-, that the Messenger of
Allah, may Allah bless him and grant him peace, said, " Whoever
manages to do a raka of subh before the sun has risen, has done
subh in time, and whoever manages to do a raka of asr before the
sun has set, has done asr in time."

0006.    Yahya related to me, from Malik, from Nafi, from the
mawla of Abdullah ibn Umar, that Umar ibn al-Khattab wrote to
his governors, saying, " The most important of your affairs in
my view is the prayer. Whoever protects it and observes it
carefully is protecting his deen, while whoever is negligent
about it, will be even more negligent about other things." Then
he added, " Pray dhuhr any time from when the afternoon shade is
the length of your forearm, until the length of your shadow
matches your height. Pray asr when the sun is still pure white,
so that a rider can travel two or three farsakhs before the sun
sets. Pray maghrib when the sun has set. Pray isha any time from
when the redness in the western sky has disappeared, until a
third of the night has passed and a person who sleeps, may he
have no rest, a person who sleeps, may he have no rest. And pray
subh when all the stars are visible and like a haze in the sky."

0007.    Yahya related to me, from Malik, from his uncle Abu
Suhayl, from his father, that Umar ibn al-Khattab wrote to Abu
Musa saying that he should pray dhuhr when the sun had started
to decline, asr when the sun was still pure white before any
yellowness had entered it, maghrib when the sun had set, and to
delay isha as long as he did not sleep, and to pray subh when
the stars were all visible and like a haze in the sky and to
read in it two long suras from the mufassal.

0008.    Yahya related to me, from Malik, from Hisham ibn Urwa,
from his father, that Umar ibn al-Khattab wrote to Abu Musa
al-Ashari that he should pray asr when the sun was still pure
white so that a man could ride three farsakhs (before maghrib)
and that he should pray isha during the first third of the
night, or, if he delayed it, then up until the middle of the
night, and he warned him not to be forgetful.

0009.    Yahya related to me, from Malik, from Yazid ibn Ziyad,
that Abdullah ibn Rafi, the mawla of Umm Salama, the wife of the
Prophet, may Allah bless him and grant him peace, asked Abu
Hurayra about the time of the prayer. Abu Hurayra said, " Let me
tell you. Pray dhuhr when the length of your shadow matches your
height, asr when your shadow is twice your height, maghrib when
the sun has set, isha in the first third of the night, and subh
in the very first light of dawn," i.e. when the dawn has
definitely come.

0010.    Yahya related to me, from Malik, from Ishaq ibn Abdullah
ibn Abi Talha, that Anas ibn Malik said, " We would pray asr and
anyone who then went to the Bani Amr ibn Awf would find them
praying asr."

0011.    Yahya related to me, from Malik, from Ibn Shihab, that
Anas ibn Malik said, " We would pray asr and anyone who then
went to Quba would arrive there while the sun was still high."

0012.    Yahya related to me, from Malik, from Rabia ibn Abi Abd
ar-Rahman, that al Qasim ibn Muhammad said, " None of the
companions that I met prayed dhuhr until well after noon,"
(i.e.until when the sun had lost its fierceness).

0013.    Yahya related to me, from Malik, from his uncle Abu
Suhayl ibn Malik, that his father said, " I used to see a carpet
belonging to Aqil ibn Abi Talib, spread out on the day of jumua
up to the west wall of the mosque. When the shadow of the wall
covered the whole carpet, Umar ibn al-Khattab would come out and
pray the jumua prayer." Malik, Abu Suhayl's father, added, " We
would then return after the jumua prayer and take our midday
sleep."

0014.    Yahya related to me, from Malik, from Amr ibn Yahya ibn
Yahya al-Mazini, from Ibn Abi Salit that Uthman ibn Affan prayed
jumua in Madina and asr in Malal (a place seventeen miles from
Madina). Malik commented, " That was by praying jumua just past
midday and then travelling fast."

0015.    Yahya related to me, from Malik, from Ibn Shihab, from
Abu Salama ibn Abdar-Rahman, from Abu Hurayra, that the
Messenger of Allah, may Allah bless him and grant him peace,
said " Whoever catches a raka of the prayer has caught the
prayer."

0016.    Yahya related to me, from Malik, from Nafi, that
Abdullah ibn Umar ibn al-Khattab used to say, " If the ruku has
passed you by, so has the sajda."

0017.    Yahya related to me, from Malik, that he had heard that
Abdullah ibn Umar and Zayd ibn Thabit used to say, " Whoever
catches the ruku has caught the sajda."

0018.    Yahya related to me, from Malik, that he had heard that
Abu Hurayra used to say, " Whoever catches the ruku has caught
the sajda and whoever misses the recitation of the umm al-Qur'an
has missed much good."

0019.    Yahya related to me, from Malik, from Nafi, that
Abdullah ibn Umar used to say, " Duluk ash-shams begins from
when the sun passes the meridian."

0020.    Yahya related to me, from Malik, that Da'ud ibn
al-Husayn said that someone had told him, Abdullah ibn Abbas
used to say, " Duluk ash-shams begins from when the sun passes
the meridian. Ghasaq al-layl is the gathering of the night and
its darkness."

0021.    Yahya related to me, from Malik, from Nafi, from
Abdullah ibn Umar, that the Messenger of Allah, may Allah bless
him and grant him peace, said, " If someone misses the asr
prayer, it is as if he has suffered a great misfortune in his
family and wealth."

0022.    Yahya related to me, from Malik, from Yahya ibn Said,
that once Umar ibn al-Khattab left after doing the asr prayer
and met a man who had not been there. Umar asked him, what had
kept him from the prayer and eventhough the man gave a good
reason, Umar said, " You have given yourself short measure."
Yahya added that Malik commented, " It is said that everything
has a short measure and a full measure."

0023.    Yahya related to me, from Malik, that Yahya ibn Said
used to say, " Even if someone manages to pray before the time
of the prayer has passed, the time that has passed him by is
more important, or better, than his family and wealth." Yahya
said that Malik said, " If the time for a prayer comes and a
traveller delays a prayer through neglect or forgetfulness until
he reaches his family, he should do that prayer in full if he
arrives within the time. But if he arrives when the time has
past, he should do the travelling prayer. That way he only
repays what he owes." Malik said, " This is what I have found
the people and men of knowledge doing in our community." Malik
explained that shafaq was the redness in the sky after the sun
had set, and said, " When the redness has gone then the isha
prayer is due and you have left the time of maghrib."

0024.    Yahya related to me, from Malik, from Nafi, that one
time Abdullah ibn Umar fainted and lost his senses and he did
not make up the prayer. Malik commented, " We consider that was
because, and Allah knows best, the time had passed. Someone who
recovers within the time has to pray."

0025.    Yahya related to me, from Malik, from Ibn Shihab, from
Said ibn al-Musayyab, that the Messenger of Allah, may Allah
bless him and grant him peace, travelled by night on the way
back from Khaybar. Towards the end of the night, he stopped for
a rest and told Bilal to stay awake to keep watch for the subh
prayer. The Messenger of Allah, may Allah bless him and grant
him peace, and his companions slept. Bilal stayed on guard as
long as was decreed for him and then he leant against his
riding camel, facing the direction of the dawn and sleep
overcame him and neither he nor the Messenger of Allah nor any
of the party woke up until the sun's rays had struck them. The
Messenger of Allah, may Allah bless him and grant him peace, was
alarmed. Bilal excused himself, saying, " Messenger of Allah !
The One who took your self was the One who took myself." The
Messenger of Allah, may Allah bless him and grant him peace,
ordered the party to move on and so they roused their mounts and
rode on a short distance. The Messenger of Allah, may Allah
bless him and grant him peace, ordered Bilal to give the iqama
and then led them in the subh prayer. When he had finished, he
said, " Anyone who forgets a prayer should pray it when he
remembers. Allah the Blessed and Exalted says in His book,
" Establish the prayer to remember Me.'"

0026.    Yahya related to me, from Malik, that Zayd ibn Aslam
said, " The Messenger of Allah, may Allah bless him and grant
him peace, stopped for a rest, one night on the way to Makka and
appointed Bilal to wake them up for the prayer. Bilal slept and
everyone else slept and none of them woke up until the sun had
risen. When they did wake up they were all alarmed. The
Messenger of Allah, may Allah bless him and grant him peace,
ordered them to ride out of the valley, saying that there was a
shaytan in it. So they rode out of the valley and the Messenger
of Allah, may Allah bless him and grant him peace, ordered them
to dismount and do wudu and he told Bilal either to call the
prayer or to give the iqama. The Messenger of Allah, may Allah
bless him and grant him peace, then led them in the prayer.
Noticing their uneasiness, he went to them and said, " O
people ! Allah seized our spirits (arwah) and if He had wished
He would have returned them to us at a time other than this. So
if you sleep through the time for a prayer or forget it and then
are anxious about it, pray it as if you were praying it in its
time." The Messenger of Allah, may Allah bless him and grant him
peace, turned to Abu Bakr and said, " Shaytan came to Bilal when
he was standing in prayer and made him lie down and lulled him
to sleep like a small boy." The Messenger of Allah, may Allah
bless him and grant him peace, then called Bilal and told him
the same as he had told Abu Bakr. Abu Bakr declared, " I bear
witness that you are the Messenger of Allah."

0027.    Yahya related to me, from Malik, from Zayd ibn Aslam,
from Ata ibn Yasar, that the Messenger of Allah, may Allah bless
him and grant him peace, said, " Scorching heat is a part of the
blast of Jahannam. So, when the heat is fierce, delay the prayer
until it gets cooler." He added in explanation, " The Fire
complained to its Lord and said, " My Lord, part of me has eaten
another part," so He allowed it two breaths in every year, a
breath in winter and a breath in summer."

0028.    Malik related to us, from Abdullah ibn Yazid, the mawla
of al-Aswad ibn Sufyan, from Abu Salama ibn Abd ar-Rahman, from
Muhammad ibn Abd ar-Rahman ibn Thawban, from Abu Hurayra, that
the Messenger of Allah, may Allah bless him and grant him peace,
said, " When the heat is fierce, delay the prayer until it gets
cooler, for scorching heat is a part of the blast of Jahannam."
He added, " The Fire complained to its Lord, so He allowed it
two breaths in each year, a breath in winter and a breath in
summer."

0029.    Yahya related to me, from Malik, from Abu'z Zinad, from
al-Araj, from Abu Hurayra, that the Messenger of Allah, may
Allah bless him and grant him peace, said, " When the heat is
fierce, wait until it gets cooler before you do the prayer, for
scorching heat is from the blast of Jahannam."

0030.    Yahya related to me, from Malik, from Ibn Shihab, from
Said ibn al-Musayyab, that the Messenger of Allah, may Allah
bless him and grant him peace, said, " Anyone who eats this
plant should not come near our mosques. The smell of the garlic
will offend us."

0031.    Yahya related to me, from Malik, from Abd ar-Rahman ibn
al-Mujabbar, that he used to see Salim ibn Abdullah, pull the
cloth away fiercely from the mouth of any man he saw covering
his mouth while praying.