Sunday 31 May 2020

Catatan Little Huddin, Berdasarkan Kitab Muwatta Malik (1).

Catatan Little Huddin, Berdasarkan Kitab Muwatta Malik (1).

1@ Mughirah bin Syu'bah mengakhirkan shalat ketika berada di Kufah, sehingga
Ibnu Mas'ud menemuinya dan menegurnya, " Apa maksudmu, hai Mughirah ?
Bukankah kamu tahu, Jibril telah turun kemudian shalat dan Rasulullah
shallallahu 'alaihi wasallam ikut shalat, kemudian dia shalat dan Rasulullah
shallallahu 'alaihi wasallam ikut shalat, kemudian dia shalat dan Rasulullah
shallallahu 'alaihi wasallam ikut shalat juga, kemudian dia shalat dan
Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam ikut shalat. Lalu Jibril berkata,
" Seperti ini aku diperintahkan,"

2@ Seorang laki-laki datang kepada Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam
lalu bertanya tentang waktu shalat subuh. ('Atho` bin Yasar) berkata, " Lalu
Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam diam, hingga esok harinya beliau
shalat subuh ketika terbit fajar, besoknya beliau shalat ketika langit telah
menguning. Lalu (Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam) bertanya, " Dimana
laki-laki yang bertanya kepadaku tentang waktu shalat subuh ?" (Laki-laki
itu) menjawab, " Saya, Wahai Rasulullah, " Maka beliau bersabda, " Waktu
shalat subuh diantara dua waktu ini."

3@ Dari Abu Hurairah, Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda,
" Barangsiapa mendapatkan satu raka'at shalat subuh sebelum matahari terbit,
dia telah mendapatkan shalat subuh. Barangsiapa mendapatkan satu raka'at
shalat Ashar sebelum matahari terbenam maka dia telah mendapatkan shalat
ashar."

4@ Umar bin Al Khatthab pernah menulis surat kepada para pegawainya,
" Menurutku yang paling penting dari urusan kalian adalah shalat.
Barangsiapa yang menjaganya dan memeliharanya maka dia telah menjaga
agamanya. Barangsiapa menyia-nyiakannya, maka amalan yang lainnya akan lebih
terabaikan," Lalu dia menulis, " Hendaklah kalian shalat zhuhur ketika
bayangan kalian sehasta hingga bayangan kalian seukuran persis dengan tubuh
kalian. Hendaklah kalian shalat ashar ketika matahari masih tinggi dan putih
jernih dengan ukuran perjalanan berkendara sekitar dua atau tiga farsakh
sebelum matahari terbenam. Laksanakanlah shalat maghrib ketika terbenamnya
matahari, dan isya` ketika syafaq (mega merah di langit setelah terbenamnya
matahari) telah hilang hingga sepertiga malam. Barangsiapa yang tidur, maka
tidak terlelap matanya, barangsiapa yang tidur, tidak terlelap matanya. Dan
laksanakanlah shalat subuh ketika bintang-bintang terlihat saling bercampur."

5@ Abdullah bin Rafi', mantan budak Ummu Salamah (istri Nabi shallallahu
'alaihi wasallam), dia bertanya kepada Abu Hurairah tentang waktu shalat.
Maka Abu Hurairah berkata, " Saya akan menjelaskannya kepadamu, (yaitu)
laksanakanlah shalat zhuhur ketika bayanganmu persis seperti tinggimu, dan
shalat ashar ketika bayanganmu menjadi dua kali lipat lebih panjang, shalat
maghrib ketika matahari terbenam dan Isya` diantara kamu shalat dengan
sepertiga malam. Dan laksanakanlah shalat subuh di akhir malam masih suasana
gelap.

6@ Dari Sa'id bin Musayyab, ketika Rasulullah shallallahu
'alaihi wasallam menaklukan Khaibar, beliau berjalan hingga
akhir malam, lalu berhenti istirahat, kemudian berkata kepada
Bilal, " Jagalah subuh untuk dapat membangunkan kami", lalu
Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam dan para sahabatnya
tidur, sedang Bilal berjaga-jaga dengan dikuat-kuatkan, ketika
menjelang fajar dia menyandarkan diri ke kendaraannya, dan
akhirnya dia pun terlelap tidur. Rasulullah shallallahu 'alaihi
wasallam, Bilal dan para sahabat lainnya tidak ada yang bangun
hingga matahari membangunkan mereka, Rasulullah shallallahu
'alaihi wasallam terkejut, dan Bilal berkata kepadanya, " Wahai
Rasulullah, telah terjadi sesuatu padaku sebagaimana yang
terjadi pada diri anda, " Lalu Rasulullah shallallahu 'alaihi
wasallam bersabda, " Tuntunlah tunggangan kalian", maka mereka
bangkit dan menuntun tunggangan mereka beberapa saat, kemudian
Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam menyuruh Bilal untuk
mengumandangkan iqamah, dan Rasulullah shallallahu 'alaihi
wasallam shalat subuh bersama mereka, ketika selesai shalat
beliau bersabda, " Barangsiapa yang lupa shalat, maka shalatlah
ketika dia mengingatnya. Karena Allah Ta'ala berfirman dalam
kitabNya, " Tegakkanlah shalat untuk mengingatKu."

7@ Dari Abu Hurairah, Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam
bersabda, " Jika panas telah menyengat, maka tunggulah shalat
hingga teduh, karena terik panas yang menyengat itu berasal dari
hembusan Jahannam," dan beliau menuturkan, " Bahwa neraka
mengadu kepada RabbNya, lalu Allah mengizinkannya dalam setiap
tahun dengan dua nafas, satu nafas di musim dingin dan satu
nafas di musim panas."

8@ Abdullah Zaid bin Ashim dan dia adalah kakek 'Amru bin Yahya
Al Mazini, salah seorang sahabat Rasulullah shallallahu 'alaihi
wasallam, " Apakah kamu bisa memperlihatkan kepadaku, bagaimana
Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam berwudlu ?" Abdullah bin
Zaid bin 'Ashim berkata, " Ya." Maka dia meminta air wudlu, lalu
menuangkannya di atas tangannya, dan mencuci kedua tangannya dua
kali dua kali. Kemudian dia berkumur-kumur dan beristintsar
sebanyak tiga kali. Kemudian membasuh wajahnya tiga kali,
kemudian dia membasuh kedua tangannya hingga ke siku
dua kali-dua kali. Lalu mengusap kepalanya dengan kedua
tangannya, ke depan dan ke belakang, dia memulai dari depan
kepala lalu meneruskannya ke tengkuknya dan mengembalikannya
ke tempat dia memulainya, kemudian dia membasuh kedua kakinya.

9@ Dari Zaid bin Aslam, tentang tafsir ayat, " Hai orang-orang
yang beriman, apabila kalian hendak mendirikan shalat, maka
basuhlah wajah-wajah kalian dan tangan-tangan kalian hingga
ke siku, dan usaplah kepala dan kaki kalian hingga kedua mata
kaki" yang demikian itu, adalah apabila kalian telah bangun dari
tidur.

10@ Suwaid bin An Nu'man, bahwasanya dia mengabarinya, dia
pernah keluar bersama Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam
pada Perang Khaibar, ketika mereka berada di Shahba`, suatu
tempat di tepian Khaibar, Rasulullah shallallahu 'alaihi
wasallam singgah dan shalat ashar, lalu beliau meminta
perbekalan, tetapi tidak ada yang didapatkan kecuali sawiq, maka
beliau menyuruh untuk mencampurnya dengan air. Lalu Rasulullah
shallallahu 'alaihi wasallam memakannya, dan kami juga
memakannya. Setelah itu beliau bangkit ke arah barat dan
berkumur-kumur, dan kami pun berkumur-kumur, kemudian shalat
tanpa berwudlu.

11@ Dari Abu Hurairah, Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam
keluar menuju pekuburan lalu beliau membaca, " (Keselamatan bagi
kalian, Wahai para penghuni kubur orang-orang mukmin. Jika Allah
berkehendak, kami akan menyusul kalian.) Sungguh saya ingin
melihat saudara-saudara kami." Maka para sahabat bertanya,
" Wahai Rasulullah, bukankah kami adalah saudara anda." Beliau
menjawab, " Bahkan kalian adalah sahabat-sahabatku, tetapi
saudara-saudaraku adalah yang akan datang nanti, pada saat aku
menunggu mereka di tepi telaga." Mereka berkata, " Wahai
Rasulullah, bagaimana engkau bisa mengenal orang yang datang
sepeninggalmu dari umatmu ?" Rasulullah menjawab, " Bagaimana
pendapatmu jika ada seorang lelaki yang memiliki kuda putih
cemerlang di antara kuda hitam yang pekat, bukankah dia
mengetahuinya ?" Mereka menjawab, " Ya benar, wahai Rasulullah."
Beliau bersabda, " Sesungguhnya mereka datang pada Hari Kiamat
dengan putih bersinar karena wudlu, saya yang akan menyambut
mereka di telaga. Maka jangan sampai ada yang terusir dari
telagaku, sebagaimana unta tersesat yang terusir, saya memanggil
mereka, " Ayolah ke sini, ayolah ke sini ! ayolah kesini !"
Tiba-tiba ada yang menegur, " Sesungguhnya mereka telah
mengganti (agamanya) sepeninggalmu" Maka saya berkata,
" Menjauhlah, menjauhlah, menjauhlah'."

12@ Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda, " Apabila
seorang hamba mukmin berwudlu, lalu dia berkumur-kumur, maka
keluar dosa-dosa dari mulutnya. Apabila dia menyemburkan air
yang telah dimasukkan ke hidung, maka dosa-dosa keluar dari
hidungnya, jika dia membasuh wajahnya, maka dosa-dosa keluar
dari wajahnya hingga keluar dari kedua kelopak matanya. Jika
dia membasuh kedua tangannya, maka dosa-dosa keluar dari kedua
tangannya hingga keluar dari kuku-kukunya, jika dia mengusap
kepalanya, dosa-dosa keluar dari kepalanya hingga keluar dari
kedua telinganya. Jika dia membasuh kedua kakinya, maka
dosa-dosa keluar dari kedua kakinya hingga keluar dari bawah
kuku-kukunya." Beliau bersabda, " Adapun perjalanan dia
ke masjid dan shalatnya adalah tambahan baginya."

13@ Dari Nafi', bahwa Abdullah bin Umar mengambil air dengan
dua jarinya untuk kedua telinganya.

14@ Abdullah bin Umar datang ke Kufah untuk menemui Sa'd bin Abu
Waqqas, Amir Kufah. Kemudian Abdullah bin Umar melihatnya
mengusap dua khufnya dan dia mengingkarinya. Maka Sa'd berkata,
" Tanyalah pada ayahmu, jika kamu telah sampai kepadanya,"
Tatkala dia sampai, dia lupa bertanya pada Umar tentang hal itu,
hingga Sa'd datang dan bertanya, " Apakah engkau sudah bertanya
pada bapakmu ?" dia menjawab, " Belum." Abdullah bertanya kepada
(bapaknya), maka (Umar bin Khattab) menjawab, " Apabila kalian
memasukkan kedua kaki dalam keadaan suci, maka cukuplah dengan
mengusap keduanya" Abdullah berkata, " Meskipun salah satu
diantara kita baru saja buang air besar ?" Umar berkata, " Ya,
meskipun dia sehabis buang air besar."

15@ Dari Malik, dia bertanya kepada Ibnu Syihab tentang
membasuh dua khuf, bagaimana caranya ? Maka Ibnu Syihab
meletakkan satu tangannya di bawahnya dan yang lain di atasnya,
kemudian dia menyapukan keduanya.

16@ Al Miswar bin Makhramah mengabarinya, dia menemui Umar bin
Khatthab di malam ketika ditikam, kemudian membangunkan Umar
untuk shalat subuh, lalu dia berkata, " Ya. Tidak ada bagian
dalam Islam bagi siapa saja yang meninggalkan shalat," lalu Umar
shalat dan lukanya masih mengeluarkan darah.

17@ Dari Al Miqdad bin Al Aswad, bahwa Ali bin Abu Thalib
menyuruhnya untuk bertanya kepada Rasulullah shallallahu 'alaihi
wasallam tentang laki-laki yang mendekati istrinya, lalu keluar
air madzi darinya. Apa yang harus dilakukannya ? Ali berkata,
" Karena istriku adalah anak Rasulullah shallallahu 'alaihi
wasallam, maka saya malu bertanya kepada beliau." Miqdad
berkata, Lalu saya bertanya kepada Rasulullah shallallahu
'alaihi wasallam tentang hal itu, beliau menjawab, " Jika salah
satu dari kalian mendapatkan hal itu, maka percikilah
kemaluannya dengan air, lalu berwudlulah sebagaimana wudlu untuk
shalat."

18@ Dari Salim bin Abdullah sesungguhnya dia berkata, Saya
melihat bapakku, Abdullah bin Umar mandi kemudian berwudlu, lalu
saya bertanya kepadanya, " Wahai ayahku, bukankah mandi cukup
dengan tidak berwudlu ?" dia menjawab, " Ya, hanya saja saya
terkadang menyentuh kemaluanku, maka saya berwudlu."

19@ Dari Salim bin Abdullah, dari bapaknya, -Abdullah bin Umar-
dia pernah berkata, " Ciuman dan rabaan tangan laki-laki pada
istrinya termasuk mulamasah. Barangsiapa yang mencium istrinya
atau merabanya, wajib baginya berwudlu."

20@ Dari Malik, dari Hisyam bin Urwah, dari bapaknya, dari
Aisyah, Ummul Mukminin, bahwa apabila Rasulullah shallallahu
'alaihi wasallam mandi dari junub, beliau memulai dengan
membasuh kedua tangannya. Berwudlu sebagaimana wudlu untuk
shalat. Memasukkan jari-jarinya ke dalam air dan
menyelah-nyelahinya ke pangkal rambut, lalu beliau menuangkan
air di atas kepalanya tiga gayung dengan kedua tangannya,
kemudian meratakan air ke seluruh kulitnya.

21@ Abdullah bin Umar apabila mandi dari junub, memulai dengan
menuangkan air di atas tangan kanannya. Dia membasuhnya, lalu
membasuh kemaluannya. Dia berkumur-kumur, lalu memasukkan dan
menyemburkan air yang dia masukkan ke dalam hidungnya. Membasuh
wajahnya dan memercikkan air ke kedua matanya, membasuh tangan
kanannya lalu kirinya, kemudian dia membasuh kepalanya. Dia
mandi dan meratakan air ke seluruh tubuhnya.

22@ Abu Musa Al Asy'ari datang kepada Aisyah, istri Nabi
shallallahu 'alaihi wasallam dan berkata kepadanya, " Sungguh
telah menyulitkan diriku perbedaan para sahabat tentang suatu
permasalahan. Jika bukan karenanya aku merasa berat untuk
meminta fatwa kepadamu" lalu Aisyah bertanya, " Apa itu ? Apa
saja yang hendak kamu tanyakan pada ibumu, maka tanyakanlah."
Lalu (Abu Musa) berkata, " Seorang laki-laki mendatangi
istrinya, lalu dia mencabut kemaluannya dan tidak mengeluarkan
mani." Aisyah menjawab, " Apabila kemaluan telah menembus
kemaluan, maka wajib mandi." Abu Musa Al Asy'ari berkata,
" Kalau begitu, saya tidak akan bertanya lagi kepada siapapun."

23@ Umar bin Khatthab pernah mengadu kepada Rasulullah
shallallahu 'alaihi wasallam, bahwa dia pada suatu malam junub,
lalu beliau bersabda, " Berwudlulah dan cuci kemaluanmu,
kemudian tidurlah."

24@ Dari Zubaid bin As Shalt, dia berkata, " Saya berangkat
bersama Umar bin Katthab ke Jurf." Tiba-tiba dia sadar bahwa
dirinya telah mimpi basah dan shalat dalam keadaan belum mandi.
Dia lalu berkata, " Demi Allah, saya tidak tahu kalau saya telah
mimpi basah, namun saya tidak sadar, sehingga shalat dan belum
mandi." Perawi berkata, " Kemudian ia mandi mandi dan mencuci
apa yang terlihat pada pakaiannya dan memercikkan pada sesuatu
yang tidak terlihat. Setelah itu ia adzan atau iqamat, lantas
shalat tatkala waktu dluha."

25@ Ummu Salamah, isteri Nabi shallallahu 'alaihi wasallam dia
berkata, " Ummu Sulaim, isteri Abu Thalhah Al Anshari menemui
Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam dan berkata, " Wahai
Rasulullah, Allah tidak malu dari yang haq, apakah seorang
wanita wajib mandi jika mimpi basah ?" Maka beliau menjawab,
" Ya. Jika dia melihat air."

26@ Dari Nafi', Bahwasanya ia dan Abdullah bin Umar kembali dari
Juruf. Ketika mereka sampai di Mirbad, Abdullah singgah dan
bertayamum dengan tanah yang suci. Dia mengusap wajah dan
kedua-tangannya sampai pada sikunya, kemudian shalat."

27@ Seorang laki-laki bertanya kepada Sa'id bin Musayyab tentang
seorang junub yang bertayamum lalu mendapatkan air. Sa'id
menjawab, " Apabila dia telah mendapatkan air, maka dia wajib
mandi untuk shalat yang berikutnya."

28@ Zaid bin Aslam berkata, " Seorang laki-laki bertanya kepada
Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam, " Saat isteriku haid,
apa yang boleh aku lakukan ?" Rasulullah shallallahu 'alaihi
wasallam menjawab, " Suruh dia mengikat sarungnya, setelah itu
terserah kamu dengan bagian atasnya."

29@ Dari 'Alqamah bin Abu 'Alqamah, dari Ibunya, mantan budak
Aisyah Umul Mukminin, ia berkata, " Para wanita mengirimkan
sebuah kotak kepada 'Aisyah Ummul Mukminin, dalam kotak tersebut
terdapat kapas yang telah bercampur dengan cairan kuning dari
darah haid. Mereka bertanya bagaimana dengan hukum shalat yang
dilakukannya ?" Maka 'Aisyah pun berkata kepada mereka, " Jangan
terburu-buru hingga kalian melihat cairan putih." maksudnya
adalah suci dari haid.

30@ Dari Asma binti Abu Bakar As Shiddiq dia berkata, " Ada
seorang wanita yang bertanya kepada Rasulullah shallallahu
'alaihi wasallam, ia mengatakan, " Bagaimana pendapatmu jika
salah seorang di antara kami bajunya terkena darah haid, apa
yang harus dia lakukan ?" Rasulullah shallallahu 'alaihi
wasallam menjawab, " Apabila salah satu dari kalian bajunya
terkena darah haid, maka garuklah dahulu dan perciki dengan air,
lalu dia boleh shalat dengannya."

31@ Aisyah isteri Nabi shallallahu 'alaihi wasallam, ia berkata,
" Fathimah binti Hubaisy bertanya, " Wahai Rasulullah, aku belum
suci, apakah aku boleh meninggalkan shalat ?" Rasulullah
shallallahu 'alaihi wasallam menjawab, " Itu adalah darah biasa
dan bukan haid. Jika telah datang haid maka tinggalkan shalat.
Dan jika masa haid telah habis maka laksanakanlah shalat,
bersihkanlah darahmu dan kerjakan shalat."

32@ Ummu Salamah isteri Nabi shallallahu 'alaihi wasallam, bahwa
pada masa Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam, ada seorang
wanita yang terus menerus mengucurkan darah. Ummu Salamah lalu
meminta fatwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam, beliau
menjawab, " Hendaklah mereka memperhatikan berapa hari mereka
biasa mengalami haid dalam sebulan, sebelum apa yang ia alami
sekarang ini. Hendaklah ia meninggalkan jumlah hari yang biasa
mengalami haid dalam bulan itu, setelah itu hendaklah ia mandi,
mengganti pakaian dan mengerjakan shalat."

33@ Dari Zainab binti Abu Salamah, Bahwasanya ia pernah melihat
Zainab binti Jahsy, isteri Abdurrahman bin Auf, yang
mengeluarkan darah istihadlah tetap melaksanakan shalat."

34@ Al Qa'qa' bin Hakim dan Zaid bin Aslam diutuskan kepada
Sa'id bin Musayyab untuk bertanya, " Bagaimana cara seorang
wanita istihadlah mandi ?" Sa'id bin Musayyab menjawab, " Dia
mandi dari suci ke suci lagi, dan tetap berwudlu dalam setiap
shalat. Jika darah banyak keluar, hendaklah ia menyumbatnya."

35@ Aisyah isteri Nabi shallallahu 'alaihi wasallam, ia berkata,
" Seorang bayi diserahkan kepada Rasulullah shallallahu 'alaihi
wasallam. Lalu bayi tersebut kencing di baju Rasulullah
shallallahu 'alaihi wasallam, beliau lalu meminta air,
mengusapnya dengan air tersebut."

36@ Abu Hurairah dia berkata, " Sekiranya tidak akan memberatkan
umatnya, sungguh beliau akan memerintahkan mereka untuk bersiwak
setiap kali berwudlu."

No comments:

Post a Comment